AKSINYATA 2.2
MENANGREDI AKSI NYATA PEMBELAJARAN SOSIAL DAN EMOSIONAL
PGP-Angk2- Kabupaten Bandung- Yuliati Mulyana, S.Pd. – 2.2- AKSI NYATA
Yuliati Mulyana, S.Pd.
SMP NEGERI 1 PASEH
CGP 2
Peristiwa (fakta)
DESKRIPSI SINGKAT
Menangredi adalah singkatan dari MENGGUNAKAN JURNAL REFLEKSI DIRI . Murid diajak membuat tulisan dalam jurnal yang mereka temukan dalam kertas buku tulisnya, atau menggunakan tulisan di chat WHatApp jaringan pribadi melalui gurunya. Murid dibebaskan, menggunakan flyer atau infografis sebagai jurnal yang ditulisnya. Isi jurnalpun bebas. Namun sebagai bahan bimbingan , murid diberikan refleksi terbimbing melalui tiga pertanyaan yaitu perasaan, tantangan dan harapan. Sisanya murid dapat menuliskan hal lainnya yang mereka rasa perlukan untuk ditulis sebagai curahan hati mereka kepada gurunya.
Untuk Aksi Nyata yang sudah dilakukan, meliputi:
● latar belakang tentang situasi yang dihadapi
Murid yang kerap kali mengeluh dengan pembelajaran berani yang membuat murid pusing. Orangtua murid kadang protes jika guru dari anak mereka, memberikan pembelajaran dengan setumpuk tugas yang semena-mena tanpa ada pembelajaran yang dapat dipahami para murid. Hal ini membuat saya berfikir bagaimana mengendalikan sosial emosional diri murid , diri saya, juga lingkungan di sekitarnya. Perasaan sering tertekan ketika keluhan datang bukan hanya dengan melakukan tugas, namun juga sarana yang tidak mencukupi dalam pembelajaran berani ini. Banyak murid mengeluhkan kuota tak dimiliki, signal yang tidak ada, tidak bisa membuka aplikasi yang diberikan guru kepada mereka, di grup whatsApp. mengatasi keluhan bertubi ini? Sebagai calon guru pengerak maka kesigapan untuk mengatasi ini, sangat diperlukan dalam pembelajaran sosial dan emosional.
Menurut Hawkins (2017) dalam ( W, Harimukthi, S., Kusuma, Yo, & Sari, , 2021), melalui latihan berkesadaran penuh (mindfulness) dapat menyusun keterhubungan diri sendiri (self-awareness) dalam kompetensi emosi dan sosial sehari-hari. murid. Hal ini dapat dilakukan saat pembelajaran, sebelum memberikan respons dalam sebuah situasi sosial yang menantang, kita berhenti, bernapas dengan sadar, mengamati pikiran, perasaan diri sendiri maupun orang lain, dan mengambil tindakan yang lebih responsif, bukan reaktif. Gambar 1 menunjukkan Pembelajaran Sosial-Emosional berbasis kesadaran penuh untuk mewujudkan kesejahteraan. Gambar tersebut diadaptasi dari Gambar yang dibuat K. Fort – Catanese (dalam Hawkins, 2017)
YANG DILAKUKAN PADA AKSI NYATA, BERIKUT
ALASAN MENGAPA MELAKUKAN AKSI TERSEBUT
Pembelajaran sosial emosional memerlukan sarana dalam menuangkannya ke dalam tulisan atau ekspresi yang dimiliki. Murid saya ajak untuk join di google meet dalam mengaplikasikan pembelajaran social emosional ini , murid saya sulit untuk berkomentar dalam kalimat dan kata-kata. Padahal jaringan bagus, signal kuat micropon aman , namun dari segi psikolois dan emosi saya kurang suka bercerita, dari 30 orang yang bergabung hanya 2 orang yang mengutarakan pendapat di ruangan. Alasan kuat MENANGREDI (Menggunakan jurnal diri) adalah agar murid tercover semua, dapat menuangkan perasaan dan emosinya dari tulisan yang mencerminkan refleksi. Pembelajaran sosial dan emosional kepada lima kompetensi penting.
PERASAAN (PERASAAN)
SENANG Siap dengan perubahan dalam kelas online berani dalam pembelajaran SOSIAL DAN EMOSIONAL
PEMBELAJARAN (TEMUAN)
Melalui pembelajaran sosial dan emosional ini, ternyata dalam pembelajaran tidak hanya mendidik murid dari otak mereka, dari pengetahuan mereka dari keterampilan mereka, namun mendidik murid dengan keeramilan mengelola hati. Mengelola sosial dan emosional dengan pengalaman dan perasaan yang dapat membangkitkan prestasi murid. Hal ini menjadi motivasi untuk dapat mengimplementasikan pembelajaran SOSIAL DAN EMOSIONAL, lebih mengenal murid dan bersilaturahmi dengan grup orang tua yang siap berkolaborasi.
PENERAPAN KE DEPAN (MASA DEPAN)
Belajar sosial dan mengerjakan murid untuk satu titik tujuan yaitu well being atau kesejahteraan.
Pembelajaran Sosial dan Emosional berkaitan tentang pembelajaran sosial dan emosional yang mengacu pada kolaborasi akademik dan pembelajaran sosial dan emosional (CASEL). Pembelajaran Sosial dan Emosional adalah pembelajaran yang melibatkan seluruh civitas akademika sekolah dan stakeholder yang ada di sekolah. Kolaborasi diperlukan untuk mendukung murid dan orang dewasa di sekolah memperoleh dan menerapkan pengetahuan, keterampilan dan sikap positif mengenai aspek sosial dan emosional.
Pembelajaran sosial dan emosional bertujuan untuk
1) memberikan pemahaman, penghayatan dan kemampuan untuk mengelola emosi
2) menetapkan dan mencapai tujuan positif
3) merasakan dan menunjukkan empati kepada orang lain
4) membangun dan mempertahankan hubungan yang positif serta
5) membuat keputusan yang bertanggung jawab.
Pembelajaran sosial dan emosional dapat diberikan dalam tiga ruang lingkup:
1. Rutin: pada saat kondisi yang sudah ditentukan di luar waktu belajar akademik, misalnya kegiatan lingkaran pagi (circle time), kegiatan membaca setelah jam makan siang
2. Terintegrasi dalam mata pelajaran: misalnya melakukan refleksi setelah menyelesaikan sebuah topik pembelajaran, membuat diskusi kasus atau kerja kelompok untuk memecahkan masalah.
3. Protokol: menjadi budaya atau aturan sekolah yang sudah menjadi kesepakatan bersama dan diterapkan secara mandiri oleh murid atau sebagai kebijakan sekolah untuk merespon situasi atau kejadian tertentu.
Pembelajaran Sosial-Emosional (PSE) adalah hal yang sangat penting. ini berisi keterampilan-keterampilan yang dibutuhkan anak untuk dapat bertahan dalam masalah sekaligus memiliki kemampuan pembelajaran memecahkannya, juga untuk mengajarkan mereka menjadi orang yang baik. PSE mencoba untuk memberikan keseimbangan pada individu dan
mengembangkan kompetensi personal yang dibutuhkan untuk dapat menjadi sukses. Hal ini perlu dikembangkan dan terintegrasi dalam pembelajaran.
Berdasarkan hal tersebut diatas, maka penerapan kedepannya, adalah integrasikan pembelajaran sosial dan emosional kedalam pembelajaran. Hal ini sesuai dengan kodrat alam dan kodrat zaman. Murid menjadi tenang , pendidikan bukan saja otak tetapi pendidikn hati. Murid dengan kondisi hati terbuka akan menerima pembelajaran dengan baik dan lebih siap untuk berprestasi.
RENCANA PERBAIKAN UNTUK PELAKSANAAN DI MASA MENDATANG
Pembelajaran sosial dan emosional penting dilakukan. Bukan hanya diluar jam pelajaran , namun pengembangan dalam pembelajaran seuai dengan ruang lingkup pembelajaran social dan emosional, yaitu rutin, terintegrasi dalam mata pelajaran, dan protocol. Hal ini juga harus menjadi pembiasaan dan budaya positif di sekolah, selain itu juga selalu melakukan refleksi dengan murid setiap selesai pembelajaran.
f
Comments
Post a Comment