Kepala sekolah yang ideal
Kepala sekolah mengatur dan mengambil keputusan dalam mengembangkan implementasi aturan disekolahnya dalam aturan yang professional. Tugas kepala sekolah sebagai manager menurut (C turney, N. Hatton, K.Laws, K.Sinclair, & D.Smith, 1992) 1) Mendukung guru dalam isuu masalah dan disiplin siswa; 2) memperlakukan guru dan tenaga profesi tidak dalam beda, tetapi sama;3)Memberikan kesempatan kepada guru dalam memberikan keputusan;4)Membangun hubungan dengan komunitas keluarga;5)Mengetahui kebutuhan individu dan keluarga;6)Peduli dengan anak.
Dalam buku (C turney, N. Hatton, K.Laws, K.Sinclair, & D.Smith, 1992) ada 10 aturan :
Membangun hubungan baik dengan sekolah
Stimulasi dan motivasi staff dalam penampilan maksimal
Mengetahui kebutuhan umum siswa
Membuat keputusan
Mengetahui kebutuhan staff
Membangun pilsafat sekolah
Membuat aturan sekolah
Merencanakan
Mendorong komitmen staffdan siswa untuk sekolah
Ada staff konseling
Dengan kata lain kita sangat membutuhkan seorang kepala sekolah yang ideal.
Kepala sekolah yang ideal memiliki beberapa kriteria, antara lain:
Kepala sekolah yang Demokratis.
Kepala sekolah yang demokratis adalah kepala sekolah yang mau memahami keberadaan guru dan seluruh staf yang ada di sekolah, baik dari aspek kelebihan maupun kekurangannya. Kepala sekolah demokratis juga memberikan kesempatan seluas-luasnya kepada guru untuk mengelola kelas dan keuangan yang menjadi tanggung jawabnya. Ia juga selalu menerima masukan dari guru dan secara terus menerus memberikan bimbingan yang efektif bagi guru. Kepala sekolah yang demokratis akan memberikan kesempatan kepada guru untuk lebih kreatif. Ia akan senang apabila banyak guru yang dibinanya meningkat pengetahuan dan keterampilannya. Tidak pernah ia menghambat setiap kemajuan yang tampak pada diri guru dan stafnya.
Kepala sekolah yang Kreatif dan Imajinatif.
Kepala sekolah jenis ini memiliki kreativitas yang tinggi untuk memajukan sekolahnya. Daya imajinasinya yang kuat juga melahirkan pemikiran-pemikiran yang khas. Mungkin, pada tahap awal, gagasannya akan dinilai kontroversial. Akan tetapi, ketika gagasannya dilaksanakan maka akan menjadi sebuah pola yang menarik untuk diikuti oleh banyak kepala sekolah yang lain. Kepala sekolah yang kreatif akan memenuhi kriteria kreativitas yang menyangkut tiga dimensi, yaitu dimensi proses, person, dan produk kreatif (Amabile, 1983). Dengan menggunakan proses kreatif sebagai kriteria kreativitas, maka segala produk yang dihasilkan dari proses itu dianggap sebagai produk kreatif dan kepala sekolahnya disebut kepala sekolah kreatif. Hal ini dilukiskan oleh Koestler (1964:119) yang mengartikan kreativitas sebagai suatu proses bisosiatif, yaitu “the deliberate connecting of two previously unrelated matrices of thought to produce a new insight or invention.”
Kepala sekolah yang mampu menjadi Teladan.
Kepala sekolah yang mampu menjadi teladan baik secara moral maupun profesional. Secara moral, perilaku kepala sekolah harus benar-benar menjadi teladan, baik bagi guru, siswa, maupun masyarakat. Secara profesional, kepala sekolah harus mampu membuktikan bahwa dalam bekerja ia tidak hanya didasarkan pada intuisi, melainkan pada patokan ilmiah yang jelas dan sesuai dengan perundangan-undangan yang berlaku. Dengan demikian maka sasaran dan tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan kriteria profesional.
Kepala sekolah yang ideal sebagaimana paparan di atas merupakan kepala sekolah yang memiliki kelayakan untuk menyongsong setiap inovasi pendidikan, baik secara regulasi maupun tuntutan zaman. Ketika ada inovasi pendidikan, mereka tidak mau mundur seperti undur-undur, melainkan selalu siap menghadapinya dengan kepala tegak dan hati penuh semangat.
Comments
Post a Comment